Sekilas BCW

Banten Corruption Watch adalah gerakan anti korupsi di Propinsi Banten, didirikan tanggal 05 Oktober 2000, diresmikan 10 November 2000 (akta notaris:Subandiyah). Secara organisasi BCW telah dibubarkan untuk sementara waktu sejak tahun 2007 hingga terbentuk pengurus baru yang belum tersusun.Sebagai gantinya sejak tahun 2007 kegiatan sementara waktu adalah mendokumentasikan kliping dari berbagai sumber media dan membuat artikel menyoal kejahatan korupsi di Banten.

Thursday, December 27, 2007

AMBISI sikapi korupsi

Aksi anti korupsi hari ini dikantor Kejati Banten sangat ramai digelar oleh belasan organ gerakan mahasiswa yang tergabung dalam AMBISI. Hari Anti Korupsi (9 Desember) lalu, menyisakan perlawanan paling berani dalam SEJARAH GERAKAN MAHASISWA BANTEN hingga detik ini.

Setelah sebelumnya 2 (dua) orang mahasiswa ditahan karena dituduh melakukan tindakan perusakan (anarkisme) dikantor Kejati Banten. Mereka kembali melakukan aksi yang ketigakalinya dan mempertegas esensi aksi unjuk rasa yang dilakukan.

AMBISI (Aliansi Mahasiswa Banten Anti Korupsi) dalam aksinya hari ini menyampaikan 10kasus korupsi di Banten untuk diproses dan tidak dipeti eskan (SP 3-Surat Perintah Penghentian Penyidikan Perkara). Contoh kasus sebelumnya yaitu Karang Sari (5,2 milyard) di Pandeglang yang terbukti merupakan penyalahgunaan wewenang dan korupsi anggaran, dari peningkatan jalan menjadi pembebasan lahan telah di peti eskan pada 27Juli 2006 oleh Kejati Banten.

AMBISI menurut Rudi Hermawan tidak ingin kasus serupa terulang kembali, dimana kekuasaan politik lebih dominan dibandingkan penegakan hukum di Banten. Korelasi yang sangat kuat membuat penegakan hukum menjadi sesuatu yang mahal dan hanya sekedar jargon.

Sangat aneh lagi jika melihat 8 (delapan) nyawa struktur organisasi di Indonesia yang cukup banyak, dimana kita melihat KPK, BPK, Kejati, Polda, Bawasda,BPKP, Inspektorat Jendral, belum lagi ditambah parlemen (fungsi pengawasan) masih tidak mampu memberantas korupsi. Di China dan Hongkong (ICA) saja hanya ada satu atau tiga lembaga, tetapi sangat keras dan tegas, juga efektif dalam memberantas korupsi.

Di Indonesia rakyat terpaksa harus turun ke jalan, bahkan para mahasiswa yang tugas sebetulnya harus menekuni studi."Ini betul-betul menguras energi, waktu, dan masalah bagi kami", demikian imbuh Rudi Hermawan, aktivis mahasiswa Untirta yang sudah cukup lama sering turun ke jalan melakukan demonstrasi, ketika ditemui dipojok kampus sedang melakukan kordinasi dan diskusi informal dengan UMC (Untirta Movement Community).(Teguh)

No comments:

Post a Comment